Minggu, 24 Juli 2016

PSIKOLOGI PENDIDIKAN II



PSIKOLOGI PENDIDIKAN
MOTIVASI DALAM BELAJAR
A.    Pengertian motivasi
Motivasi adalah berasal dari kata motif yang berarti dorongan atau alasan. Motif merupakan tenaga pendorong yang mendorong manusia untuk bertindak atau suatu tenaga di dalam diri manusia, yang menyebabkan manusia bertindak atau melakukan sesuatu. Sedangkan untuk motivasi belajar itu sendiri merupakan keseleruhan daya penggerak psikis di dalam diri seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan dari belajar. Motivasi belajar juga dapat dipengaruhi oleh dorongan dan dukungan dari orang tua terhadap anak untuk mendidik anak dalam belajar agar mencapai prestasi yang memuaskan. Karena dengan adanya stimulasi yang baik dari orangtua akan berpengaruh terhadap pola belajar anak yang maksimal.
B.     Fungsi-fungsi motivasi
Sebagai pendorong untuk berbuat sesuatu dari setiap aktifitas yang dilakukan.
1.      Penentu arah perbuatan yakni kearah tujuan yang ingin dicapai dalam prestasi belajar.
2.      Menyeleksi dalam perbuatan.
3.      Pendorong usaha untuk prestasi yang maksimal.
4.      Motivasi adalah sesuatu yang paling mendasar yang harus ada dalam belajar karena hasil belajar akan optimal bila ada motivasi baik dari diri sendiri maupun motivasi dari luar seperti orangtua dan orang-orang di sekitar.
5.      Motivasi selalu bertalian dengan suatu tujuan yang jels yang ingin dicapainya.
C.     Jenis-jenis motivasi
Motivasi terdiri dari dua jenis yaitu motivasi positif dan motivasi negatif. Motivasi positif merupakan dorongan yang memberikan semangat untuk anak lebih giat dalam belajar dan mengukir prestasi yang gemilang. Dan bisa juga berupa hadiah untuk anak yang berprestasi diharapkan dengan diberikan hadiah anak lebih akan giat dalam belajar dan dapat lebih berprestasi sesuai dengan prestasi dan bakat anak. Sedangkan untuk motivasi negatif adalah dorongan yang menjatuhkan semangat belajar ketika anak mengalami penurunan prestasi disekolah. Dorongan yang buruk akan lebih membuat anak stress dalam pola belajar dan anak tidak memiliki semangat untuk bangkit dan bergairah dalam belajarnya. Sebagai orangtua yang baik seharusnya bisa menggunakan kedua motivasi tersebut dengan pas dan tepat supaya anak tetap memiliki semangat untuk beljar dan meningkatkan prestasinya disekolah.

Kamis, 16 Juni 2016

PSIKOLOGI PENDIDIKAN



 PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Teori Alferd Binet
Binet adalah seorang bapak psikologi yang lahir di Prancis pada tahun 1857, dan juga dikenal sebagai pengacara ( ahli hukum). Dan telah mengembangkan alat pengukuran Intelegensi yang pertama kali. Hasil karya terbesar dari Binet adalh di bidang psikologi yang sampai sekarang ini masih dikenal dengan Inteligence Quetient atau IQ.
Teori Intelegence pada tahun 1904 mencari metode untuk mengidentifikasi kemampuan anak-anak yang sebenernya tidak memiliki kemampuan akademik untuk mengikuti kelas reguler. Metode ini bertujuan memberi pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan anak untuk mengikuti kelas reguler dan bagi anak yang memerlukan pendidikan khusus sesuai kebutuhannya ( Santrock, 2009; Nevid,2011).
Binet tidak sendirian dalam menciptakan alat ukur IQ akan tetapi dibantu oleh muridnya yang bernama Theodore Simon untuk tes kemampuan mental yang disebut dengan tes Inteligensi yang berkenaan dengan kemampuan mengingat (memory taks). Dan tugas-tugas pendek yang diberikan kepada anak-anak seperti tugas menghitung jumlah mata uang atau angka-angka sederhana.
Pada tahun 1908, Binet dan Simon membuat skala tugas berdasarkan usia bahwa anak memiliki kemampuan mengerjakan tugas dengan benar ini disebut dengan usia mental. Binet dan Simon mempertahankan pendidikan khusus untuk anak-anak yang memiliki usia mental dibawah usia kronologisnya atau nusia nyata yang dimiliki anak.
Pada tahun 1912 Psikolog Jerman William Stern merumuskan kembali yang telah dirumuskan oleh Binet dan Simon. Stern merumuskan mental Age yang dibagi dengan Chronological Age, yang setelah itu diberikan nama Inteligence Quotient (IQ).

Rumus IQ = IQ = MA  X 100
                               CA
IQ= Inteligence Quitient
MA= Mental Age atau umur mental anakl
CA= Chronological Age atau usia kronologi anak




KLASIFIKASI
IQ
Genius
140 keatas
Sangat Cerdas
130-139
Cerdas (superior)
120-129
Diatas rata-rata
110-119
Rata-rata
90-109
Dibawah rata-rata
80-85
Garis batas ( bodoh)
70-79
Moron (lemah pikir)
50-69
Imbisil (idiot)
45 kebawah


Rumus ini adalah menunjukan kemampuan anak dalam memiliki Mental Age sama dengan Chronological Age yang dimiliki anak yang memiliki IQ 100. Skala Binet dipublikasikan pertama kalinya pada tahun 1916 yang saat itu disebut dengan Stanford-Binet Intelligence Scale. Skala Binet hingga sekarang telah mengalami revisi David Wechster (1896-1981) mengembangkan tes untuk mengukur Inteligensi anak prasekolah, anak usia sekolah, dan juga orang dewasa.

Jumat, 18 Maret 2016

kurikulum 1968

kurikulum 1968 adalah peyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 1964. Peyempurnaan dilakukan oleh pemerintah Republik Indonesia dengan maksud untuk dilakukan pembenahan dan penataan ulang dimana salah satunya dibidang pendidikan yang di khususkan pada bidang pendidikan. Untuk berupaya membenahkan dan meninjau kembali konsep, praketik penyelenggaraan pendidikan prasekolah. berdasarkan hasil yang di peroleh di lapanagan pemerintahan memperkenalkan kurikulum baru yaitu kerikulum 1968. Dimana isi kurikulum 1968 ini udah di bilang sangat lengkap mencakup di bidang pendidikan dan luar jangkauan untuk mencakup ke segala bidang pendidikan seperti silabus, contoh pelaksanaan, organisasi TK: intern dan ekstem, perlengkapan ,guru atau pegawai, administrasi dan evaluasi. 

kerikulum 1968 ini berkembangkan dengan berlandaskan pada asas-asas kurikulum yang telah disesuaikan dengan hakekat dan tujuan TK. Dalam landasan tersebut mengacu pada filosofis pancasila. landasarn hukum peyelenggarakan TK ini adalah yang terdapat dalam undang-undang nomor 4 tahun 1950 dan nomor 12 tahun 1954 yang isi undang undang tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah.ciri dari kurikulum ini sudah mempunyai silabus yang sangat jelas , contoh pelaksanaan kegiatan sudah tersusun dengan runtut, perlengkapan yang digunakan juga sudah lengkap dan banyak menggunakan perlengkapan yang ada disekitar. administrasi sudah jelas ada di dalam kurikulum dan mengadaan evaluasi sudah dibuat dengan baik.