Sabtu, 07 Januari 2017

LAPORAN PRAKTIKUM METODE PERKEMBANGAN PERILAKU, MORAL, AGAMA ANAK USIA DINI



LAPORAN PRAKTIKUM
METODE PERKEMBANGAN PERILAKU, MORAL, DAN
AGAMA ANAK USIA DINI
Dosen Pengampu : Ega Asnatasia Maharani, M. Psi.,Psi






Disusun Oleh
Isnaini Nurul Islami     (1400002018)




PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2016

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini saat ini di Indonesia sudah berkembang dan maju semakin pesat di Indonesia ini hingga hampir tersebar ke seluruh daerah dari sudut kota sampai kampung-kampung pelosok baik seperti Tempat Penitipan Anak, Kelompok Bermain, Satuan PAUD Sederajat dan lain-lain. Dengan adanya penyebaran layanan PAUD ini sangat memudahkan bagi orang tua anak untuk mendapatkan pendidikan untuk anak mereka sejak dini. Sejauh ini tenaga pendidik sangat dibutuhkan oleh lembaga PAUD, namun pada kenyataannya untuk lulusan S-1 PGPAUD sangat sedikit dan masih kekurangan untuk tenaga pendidik yang benar-benar profesional yang menguasai tiap-tiap tahapan perkembangan. Padahal dilapangan masih banyak tenaga pendidik yang hanya lulusan SMP, SMA, ataupun S-1 Psikologi maupun jurusan lian.
Anak adalah penerus generasi dimasa yang akan mendatang yang gemilang sehingga setiap anak berhak mendapatkan pendidikan dan pembimbingan yang baik dan memperoleh rangsangan-rangsangan yang positif dan memotivasi diri setiap anak sehingga potensi yang dimiliki anak dapat kita gali dan berkembang dengan pesat dan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh untuk menghadapi masa yang anak mendatang. Perkembangan dan pertumbuhan akan sesuai dan beriringan dengan tahapan setiap perkembangan anak. Hal, inilah yang anak memunculkan anak generasi yang tangguh, sopan, santun, penuh tanggungjawab terhadap dirinya dan oranglain dan memiliki kepribadian yang memiliki kemampuan dalam setiap hal dan keterampilan yang bermanfaat untuk orang lain. Oleh karena itu sangat penting bagi tenaga pendidik PAUD harus mampu memberikan berbagai macam stimulus dan pendampingan pada anak yang sesuai dan tepat dengan harapan anak akan dapat memiliki perilaku dan norma-norma yang baik sesuai dengan yang berlaku dimasyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Landasan Teori
1.      Pengertian Nilai, Moral dan Agama
Menurut  Harlock  dalam Supriyanto Didik (2015) arti dari perlaku moral adalah kode moral kelompok sosial atau sering kita samakan dengan etika. Perilaku moral ini dikendalikan oleh aturan-aturan dan konsep-konsep moral-perilaku yang dihadapkan oleh seluruh setiap anggota kelompok sosial.
Sementara istilah moral sendiri adalah selalu berkaitan dengan kebiasaan, aturan atau tatacara suatu masyarakat tertentu, termasuk pula dalam moral adalah aturan-aturan atau nilai-nilai agama yang dipegang masyarakat setempat. Dengan demikian perilaku moral merupakan perilaku manusia yang susuai dengan harapan, aturan, kebiasaan sesuai kelompok masyarakat tertentu, sebagaimana perilaku moral sebagai perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok sosial ( Harlock).
Menurut Jean Piaget dan Kohlberg perkembangan moral pada anak usia dini dibagi dalam dua tahap, yaitu tahap realisme moral atau moralitas oleh pembatasan dan tahap moralitas otonomi atau moralitas oleh kerjasama atau hubungan timbal balik. Pada tahap pertama perilaku anak dikendalikan oleh ketaatan secara otomatis terhadap peraturan. Anak bekum dapat melakukan penalaran atau penilaian terhadap aturan atau norma yang dikenakan padanya, sehingga anak masih memandang kaku pada aturan-aturan tersebut.Usia anak usia 2-7 tahun. Tahap kedua anak pada usia lebih dari 7 tahun anak memasuki tahap perkembangan moral otonomi. Pada tahap ini anak tidak kaku lagi dalam memandang aturan. Konsep anak dalam memandang aturan secara bertahap berubah dan dimodifikasi. Pada tahap ini anak mulai berlajar  perkembangan kognitif operasional formal yaitu anak mampu untuk berfikir secara abstrak, memahami, dan memecahkan masalah berdasarkan asumsi, dalil atau teori tertentu.
Kohlberg melanjutkan teori Piaget dalam menguraikan perkembangan moral menjadi tiga tahap, tahap yang pertama
a.       Tahap Prakonvensional
Tahap ini terjadi pada anak usia 4 hingga 9 tahun. Karakteristik khas pada tahap ini adalah tingkah laku anak tunduk pada peraturan dari luar. Perilaku anak dikendalikan oleh akibat fisik yang ditimbulkan dari perbuatannya yang biasanya muncul dalam bentuk hadiah dan hukuman. Pada tahap ini bisa dikatakan tingat paling rendah.
b.      Tahap Konvensional
Pada tahap kedua ini perilaku moral anak dikendalikan untuk menyesuaikan diri dengan peraturan yang sudah diterapkan atau sudah disepakatinya. Dapat dicontohkan anak melakukan sesuaitu karena ingin diterima atau ingin sama dengan kelompok teman sebaya. Tahap ini anak masing terlihat individual menengah karena anak masih banyak mempertimbangkan dirinya sendiri dan peraturan yang telah disepakati masih sering dia langgar.
c.       Tahap Pascakonvensional
Pada tahap terakhir ini perilaku anak sudah dapat dikendalikan oleh nilai atau dengan adanya prinsip-prinsip yang dipegangnya, sehingga anak sudah mampu memegang nilai-nilai atau aturan-aturan secara luwes.




B.     Alat dan Bahan
Gaambar gerakan sholat

C.    Peserta
Nama Guru dan Murid:
a.       Isnaini Nurul Islami                (sebagai guru)
b.      Septi Pratiwi                           (sebagai guru)
c.       Khoirunnisa                             (sebagai guru)
d.      Ulfah Lailiyah                         (sebagai murid)
e.       Vina Meiwil Darutami            (sebagai murid)
f.       Ika Yulianingsih                      (sebagai murid)
g.      Novi P                                     (sebagai murid)
h.      Lina Muti’ah                           (sebagai murid)
i.        Meike Annis Lestari                (sebagai murid)

D.    Rencana Kegiatan
Sem/Bulan/MG ke            :  I/Oktober/ Mg ke 1
Hari/Tanggal                     :  Kamis, 05 Oktober 2016
KelompokUsia/Kel           :  5-6 Tahun/ B2
Tema/Sub Tema                :  Ibadah/ Gerakan Sholat
Materi/Tujuan                    :
1.      Sikap mengagungkan Tuhan melalui   doa-doa (NAM)
2.      Menyanyi (Seni)
3.       Disiplin dalam barisan sholat (Sosem)
4.      Cara mengucapkan bacaan gerakan sholat (Bahasa)
5.       Kekuatan, koordinasi mata dan tangan (Fismot)
6.      Mengurutkan gerakan sholat (Kognitif)
Ø Menyambut Anak



Pembukaan
1.   Duduk melingkar
2.   Salam
3.   Berdoa sebelum belajar
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Rodlittu billahirobba, wabi islaamidina, wabimuhammadin nabiyyawwarasuula, robbii zidni ilma warzuqnii fahmaa.
4.   Menyapa dan mengecek kuku
5.   Menyanyikan lagu “Mari Sholat” (nada : Gelang Sipatu Gelang)
Sholat, marilah sholat
Mari sholat bersama-sama
Mari sholat, marilah sholat (2x)
Bersama-sama
Ø Toilet training, minum

Kegiatan Inti
1.   Guru mengenalkan gerakan sholat
2.   Anak-anak menirukan gerakan sholat yang di contohkan guru

Kegiatan Akhir
1.   Recalling
2.   Menyanyikan lagu “Mari Sholat” (nada : Gelang Sipatu Gelang)
Sholat, marilah sholat
Mari sholat bersama-sama
Mari sholat, marilah sholat (2x)
Bersama-sama
3.   Berdoa pulang
Bismillahirrahmannirrahim
Allahhumma arinal haqo haqo war zuqnas tiba’a wa arinal batila batila war zuqnaj tinaba. Amiin
4.   Salam
E.     Laporan Kegiatan
Saat guru berada di depan kelas untuk menunggu anak-anak datang sekolah. Kemudian ketika anak-anak sudah datang ke kelas guru memberikan salam dan berjabat tangan dengan guru. Dengan berantre anak-anak satu persatu masuk kedalam kelas kemudian guru menginstruksikan kepada anak-anak untuk duduk melingkar. Kami memulai awal pembelajaran dengan berdoa bersama-sama yang dipimpin oleh salah satu anak, kemudian guru bertanya kepada anak-anak tentang kabar dan guru menanyakan kepada anak-anak kegiatan pada pagi hari sebelum berangkat ke sekolah, seperti contoh “Tadi siapa yang bangun sholat subuh?” dan contoh pertanyaan lainnya. Selain itu guru juga mengajak anak untuk bernyanyi tentang ajakan sholat, kemudian guru mengkaitkan nyanyian itu dengan materi yang akan disampaikan pada saat pembelajaran hari ini tentang gerakan sholat. Sebelum masuk pembelajar tentang tema gerakan sholat guru mengecek kerapian anak-anak dalam berpakaian dan mengecek kebersihan kuku karena kita sebagai umat islam harus berpakaian rapi bersih ketika hendak melakukan ibadah sholat.
Ketika memasuki kegiatan inti untuk mengenalkan gerakan sholat guru meminta anak-anak untuk membuat barisan sholat dan menghadap ke kiblat. Selain itu guru menawarkan kepada anak untuk membuat aturan kelas. Setelah anak-anak sudah membuat barisan guru mencontohkan gerakan sholat pada anak dan di ikuti oleh anak-anak. Guru tidak sekedar mencontohkan gerakan sholat dan nama gerakan namun guru yang lain ikut membantu untuk membenarkan jika gerakan sholat yang dilakukan anak kurang sempurna. Ketika guru mencontohkan dan memperkenalkan gerakan sholat anak-anak mendengarkan dan memperhatikan dengan tertib kemudian anak-anak mengikuti dengan bersama-sama.
Di akhir pembelajaran guru memperkuat gerakan sholat yang sudah dipraktikkan oleh anak dengan menggunakan media gambar urutan-urutan gerakan sholat dan guru sekaligus menunjukkan gambar urutan gerakan sholat dan anak-anak menyebutkan gambar sesuai dengan gerakannya.kegiatan ini dimaksudkan untuk meriview ingatan dan mengulang materi yang sudah dipelajari anak dengan cari yang menarik. Guru juga membuka kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan pendapat dan mengurutkan gambar ketika guru salah mengurutkan anak-anak langsung membenarkan kesalahan guru dengan sopan. Guru juga membuat dialog dengan anak-anak ketika mengurutkan gambar dan menyebutkan nama gerakan sholat. Kemudian guru menyimpulkan dari semua materi yang telah dilakukan dan guru memberikan nasihat dan pesan kepada anak, setelah itu guru juga memberikan pembahaman tentang sholat dan menyebutkan sholat-sholat apa saja dalam 5 waktu dan guru mejelaskan bahwa minggu depan baru belajar doa-doa sholat. Kegiatan diakhiri dengan berdoa sesudah belajar yang dipimpin salah satu anak.

F.     Evaluasi
1.      Anastasia mau (1400002004)
Saran dari suster Anas sebaiknya di saat kegiatan inti berlangsung pada saat pembuatan barisan shaf sebaiknya di buat 2 barisan saja agar tidak terlalu panjang dan terlihat sempit dengan tempatnya.
2.      Rusydina Hasanah (1400002028)
Saran dari Dina Seharusnya pada kegiatan inti pembelajaran pengggunaan medianya diawal saja untuk memperkuat anak untuk mengenal gerakan sholat sebelum langsung mempraktikan gerakan sholat yang sesungguhnya.
3.      Risa Nurul Ain (1400002041)
Saran dari Risa sama dengan pendapat Dina penggunaan media gambar gerakan sholat sebaiknya ditunjukan diawal saja, dan pemilihan kata harus disesuaikan dengan kata-kata sederhana dan tepat dalam melilihnya.
4.      Vina Meiwil Darutami (1400002038)
Saran untuk pemilihan kata harus tepat dan kata fokus bisa digantikan dengan kata tenang ketika guru mengajarkan gerakan sholat.
5.      Ibu Ega Asnatasia
Kesiapan penampilan, untuk RPPH masih kurang jelas, pembagian peran guru kurang, tetapi integrasi materi dari awal hingga akhir sudah bagus. Penggunaan media di akhir pembelajaran tidak apa apa tapi sebaiknya ditunjukan diawal saja agar anak paham gerakan sholat. Masukkan untuk Septi kadang masih tidak sadar keikut berperilaku kekanak-kanakan tidak menyadari kalau Septi berperan sebagai guru. Untuk masukkan Isna masih kelihatan galak dalam menyampaikan materi dan kelihatan masih instruksi-intruksi masih harus dari Isna ,nanti di khawatirkan itu menjadi teacher center  dalam pembelajarannya, pesan ibu Ega harus belajar lembut, dan masukkan untuk Nisa dari ibu Ega pernampilan deliverynya kurang tidak all out kurang dikarenakan sedang sakit.
G.    Testimoni
Kesan pertama yang dirasakan praktikum kemarin gugup, gelisah, bingung karena persiapan yang kita persiapkan kurang matang dan mempersiapkan media yang akan digunakan disaat kita praktikum di dalam kelas. Selain itu juga yang membuat saya bingung terkait dengan percakapan yang akan di bicakan untuk membangun komunikasi dengan anak-anak dan pemilihan kata yang kurang tepat juga saat merespon anak ketika anak bertanya. Sehingga membuat pembelajaran yang kurang efektif untuk penjelasan materi di akhir penutupan. Pembagaian dalam barisan anak ternyata membutuhkan waktu yang lama ketika harus mengatur dan mengarahkan anak untuk segera berbaris dengan rapi, dikarenakan kegiatan yang kita angkat hanya satu yaitu mengenalkan gerakan sholat dan nama gerakan saja.
      Dengan demikian yang dapat saya rasakan ternyata menjadi seorang guru PAUD yang sesungguhnya bukanlah hal yang gampang untuk didalam dunia pendidikan PAUD yang nyatanya. Karena seorang guru diwajibkan untuk dapat memahami setiap karakter anak-anak didiknya dan mempersiapkan semua proses pembelajaran kelas dengan sebaik-baiknya dan sudah harus matang sesuai dengan kehidupan serta kebutuhan anak usia dini. Dengan adanya praktikum yang di berikan oleh ibu Ega ini membuat kesempatan kita untuk belajar untuk tampil dan berani untuk nantinya ketika menghadapi di dunia pendidikan PAUD yang sesungguhnya kelak di kemudian hari.
      Dari praktikum yang dilakukan kemarin yang saya dapatkan bagaimana sih cara sikap guru dalam membawa kelas itu, dapat memahami bagaimana cara untuk bertindak serta cara menerapkan beberapa contoh nilai-nilai perilaku yang benar terhadap anak-anak. Baik perilaku agama, nilai-nilai norma dan moral perkembangan terebut lah yang akan kita kembangkan dalam setiap perkembangan anak usia dini. Memalui pengalaman praktikum kemarin ternyata menjadi seorang guru anak usia dini itu tidak lah semudah yang saya bayangkan selain kita harus dapat menguasai kelas, pembelajaran, materi dan  kita juga harus memiliki jiwa sosial yang tinggi sehingga memudahkan kita berinteraksi dengan anak. Selain itu juga guru mengkaitkan dengan kehidupan sehari-hari anak dan dapat mengembangkan dari materi yang sudah di persiapkan saat awal pembelajaran. Kewajiban guru lain juga harus memahami setiap karakteristik anak dan memahami anak sesuai dengan minat dan bakat yang dimunculkan oleh anak agar nantinya dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan dapat dipahami oleh anak.



BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
            Pada masa anak saat ini terutama pada anak usia dini adalah masa yang mana berbagai layanan pendidikan anak usia dini berkembang dan tumbuh dengan pesat sehingga membuat kesempatan yang bagus untuk bagi pendidik PAUD berlomba-lomba untuk memberikan stimulus dan rangsangan yang baik sesuai dengan berbagai aspek perkembangan anak terutama dalam perkembangan anak dalam perilaku, agama, dan moral yang setiap anak berhak mendapatkan pembimbingan dan pendampingan untuk mendapatkan pemahaman tentang perilaku, agama dan moral, karena perilaku, agama dan moral wajib di kenalkan ketika anak usia dini dan diperkenalakan ketika anak masih dalam kandungan. Karena jika tidak di kenalkan dan ditanamkan sejak dini pada anak akan membuat kesulitan untuk membentuk karakter anak yang baik dan positif.
            Kita sebagai calon pendidik anak usia dini dimasa yang akan mendatang harus sudah memiliki bekal yang kuat agar kita dapat memberikan pendidikan sesuai dengan perkembangan setiap aspek-aspek perkembangan anak agar kita dapat mendidik sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Karena kelak kita nanti yang akan menjadi pendidik dimasa yang akan mendatang untuk dapat mencipkan generasi anak yang memiliki perilaku yang baik, sopan dan memiliki rasa tanggungjawab, sopan santun. Sehingga dapat diterapkan oleh anak didalam kehidupan sehari-harinya.


DAFTAR PUSTAKA
Supriyanto Didik. 2015. Perkembangan Nilai Agama dan Moral Anak  dan Pendidikan Keagamaan orangtua, III  (1): hlm 86-105.
Syamsudin Amir. 2012. Pengembangan Nilai-nilai Agama dan Moral Pada Anak Usia Dini. Jurnal Pendidkan Anak, I (2): hlm 105-112. Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini: Universitas Negeri Jakarta.
Setiawati Farida Agus. 2006. Pendidikan Moral dan Nilai-Nilai Agama Pada Anak Usia Dini; Bukan Sekedar Rutinitas. Paradigma, (1): hlm 41-48.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar