LAPORAN
PRAKTIKUM
METODE
PERKEMBANGAN PERILAKU, MORAL, DAN
AGAMA
ANAK USIA DINI
Dosen Pengampu : Ega Asnatasia
Maharani, M. Psi.,Psi
Disusun
Oleh
Isnaini Nurul Islami (1400002018)
PENDIDIKAN
GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga
Pendidikan Anak Usia Dini saat ini di Indonesia sudah berkembang dan maju
semakin pesat di Indonesia ini hingga hampir tersebar ke seluruh daerah dari
sudut kota sampai kampung-kampung pelosok baik seperti Tempat Penitipan Anak,
Kelompok Bermain, Satuan PAUD Sederajat dan lain-lain. Dengan adanya penyebaran
layanan PAUD ini sangat memudahkan bagi orang tua anak untuk mendapatkan
pendidikan untuk anak mereka sejak dini. Sejauh ini tenaga pendidik sangat
dibutuhkan oleh lembaga PAUD, namun pada kenyataannya untuk lulusan S-1 PGPAUD
sangat sedikit dan masih kekurangan untuk tenaga pendidik yang benar-benar
profesional yang menguasai tiap-tiap tahapan perkembangan. Padahal dilapangan
masih banyak tenaga pendidik yang hanya lulusan SMP, SMA, ataupun S-1 Psikologi
maupun jurusan lian.
Anak
adalah penerus generasi dimasa yang akan mendatang yang gemilang sehingga
setiap anak berhak mendapatkan pendidikan dan pembimbingan yang baik dan
memperoleh rangsangan-rangsangan yang positif dan memotivasi diri setiap anak
sehingga potensi yang dimiliki anak dapat kita gali dan berkembang dengan pesat
dan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh untuk menghadapi masa yang anak
mendatang. Perkembangan dan pertumbuhan akan sesuai dan beriringan dengan
tahapan setiap perkembangan anak. Hal, inilah yang anak memunculkan anak
generasi yang tangguh, sopan, santun, penuh tanggungjawab terhadap dirinya dan
oranglain dan memiliki kepribadian yang memiliki kemampuan dalam setiap hal dan
keterampilan yang bermanfaat untuk orang lain. Oleh karena itu sangat penting
bagi tenaga pendidik PAUD harus mampu memberikan berbagai macam stimulus dan
pendampingan pada anak yang sesuai dan tepat dengan harapan anak akan dapat
memiliki perilaku dan norma-norma yang baik sesuai dengan yang berlaku
dimasyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Landasan
Teori
1. Pengertian
Nilai, Moral dan Agama
Menurut Harlock
dalam Supriyanto Didik (2015) arti dari perlaku moral adalah kode moral
kelompok sosial atau sering kita samakan dengan etika. Perilaku moral ini
dikendalikan oleh aturan-aturan dan konsep-konsep moral-perilaku yang
dihadapkan oleh seluruh setiap anggota kelompok sosial.
Sementara
istilah moral sendiri adalah selalu berkaitan dengan kebiasaan, aturan atau
tatacara suatu masyarakat tertentu, termasuk pula dalam moral adalah
aturan-aturan atau nilai-nilai agama yang dipegang masyarakat setempat. Dengan
demikian perilaku moral merupakan perilaku manusia yang susuai dengan harapan,
aturan, kebiasaan sesuai kelompok masyarakat tertentu, sebagaimana perilaku
moral sebagai perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok sosial ( Harlock).
Menurut Jean
Piaget dan Kohlberg perkembangan moral pada anak usia dini dibagi dalam dua
tahap, yaitu tahap realisme moral atau moralitas oleh pembatasan dan tahap
moralitas otonomi atau moralitas oleh kerjasama atau hubungan timbal balik.
Pada tahap pertama perilaku anak dikendalikan oleh ketaatan secara otomatis
terhadap peraturan. Anak bekum dapat melakukan penalaran atau penilaian
terhadap aturan atau norma yang dikenakan padanya, sehingga anak masih
memandang kaku pada aturan-aturan tersebut.Usia anak usia 2-7 tahun. Tahap
kedua anak pada usia lebih dari 7 tahun anak memasuki tahap perkembangan moral
otonomi. Pada tahap ini anak tidak kaku lagi dalam memandang aturan. Konsep
anak dalam memandang aturan secara bertahap berubah dan dimodifikasi. Pada
tahap ini anak mulai berlajar
perkembangan kognitif operasional formal yaitu anak mampu untuk berfikir
secara abstrak, memahami, dan memecahkan masalah berdasarkan asumsi, dalil atau
teori tertentu.
Kohlberg
melanjutkan teori Piaget dalam menguraikan perkembangan moral menjadi tiga
tahap, tahap yang pertama
a. Tahap
Prakonvensional
Tahap ini terjadi pada anak usia 4
hingga 9 tahun. Karakteristik khas pada tahap ini adalah tingkah laku anak
tunduk pada peraturan dari luar. Perilaku anak dikendalikan oleh akibat fisik
yang ditimbulkan dari perbuatannya yang biasanya muncul dalam bentuk hadiah dan
hukuman. Pada tahap ini bisa dikatakan tingat paling rendah.
b. Tahap
Konvensional
Pada tahap kedua ini perilaku moral
anak dikendalikan untuk menyesuaikan diri dengan peraturan yang sudah
diterapkan atau sudah disepakatinya. Dapat dicontohkan anak melakukan sesuaitu
karena ingin diterima atau ingin sama dengan kelompok teman sebaya. Tahap ini
anak masing terlihat individual menengah karena anak masih banyak
mempertimbangkan dirinya sendiri dan peraturan yang telah disepakati masih
sering dia langgar.
c. Tahap
Pascakonvensional
Pada tahap terakhir ini perilaku
anak sudah dapat dikendalikan oleh nilai atau dengan adanya prinsip-prinsip
yang dipegangnya, sehingga anak sudah mampu memegang nilai-nilai atau
aturan-aturan secara luwes.
B.
Alat
dan Bahan
Gaambar gerakan sholat
C.
Peserta
Nama Guru dan Murid:
a. Isnaini
Nurul Islami (sebagai guru)
b. Septi
Pratiwi (sebagai
guru)
c. Khoirunnisa
(sebagai guru)
d. Ulfah
Lailiyah (sebagai
murid)
e. Vina
Meiwil Darutami (sebagai murid)
f. Ika
Yulianingsih (sebagai
murid)
g. Novi
P (sebagai
murid)
h. Lina
Muti’ah (sebagai
murid)
i.
Meike Annis Lestari (sebagai murid)
D.
Rencana
Kegiatan
Sem/Bulan/MG ke :
I/Oktober/ Mg ke 1
Hari/Tanggal : Kamis,
05 Oktober 2016
KelompokUsia/Kel :
5-6 Tahun/ B2
Tema/Sub Tema : Ibadah/ Gerakan Sholat
Materi/Tujuan :
1. Sikap
mengagungkan Tuhan melalui doa-doa
(NAM)
2. Menyanyi
(Seni)
3. Disiplin dalam barisan sholat (Sosem)
4. Cara
mengucapkan bacaan gerakan sholat (Bahasa)
5. Kekuatan, koordinasi mata dan tangan (Fismot)
6. Mengurutkan
gerakan sholat (Kognitif)
Ø Menyambut
Anak
Pembukaan
1. Duduk
melingkar
2. Salam
3. Berdoa
sebelum belajar
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Rodlittu
billahirobba, wabi islaamidina, wabimuhammadin nabiyyawwarasuula, robbii zidni
ilma warzuqnii fahmaa.
4. Menyapa
dan mengecek kuku
5. Menyanyikan
lagu “Mari Sholat” (nada : Gelang Sipatu Gelang)
Sholat, marilah
sholat
Mari sholat
bersama-sama
Mari sholat,
marilah sholat (2x)
Bersama-sama
Ø Toilet
training, minum
Kegiatan
Inti
1. Guru
mengenalkan gerakan sholat
2. Anak-anak
menirukan gerakan sholat yang di contohkan guru
Kegiatan
Akhir
1. Recalling
2. Menyanyikan
lagu “Mari Sholat” (nada : Gelang Sipatu Gelang)
Sholat, marilah
sholat
Mari sholat
bersama-sama
Mari sholat,
marilah sholat (2x)
Bersama-sama
3. Berdoa
pulang
Bismillahirrahmannirrahim
Allahhumma
arinal haqo haqo war zuqnas tiba’a wa arinal batila batila war zuqnaj tinaba.
Amiin
4. Salam
E.
Laporan
Kegiatan
Saat guru berada
di depan kelas untuk menunggu anak-anak datang sekolah. Kemudian ketika anak-anak
sudah datang ke kelas guru memberikan salam dan berjabat tangan dengan guru.
Dengan berantre anak-anak satu persatu masuk kedalam kelas kemudian guru
menginstruksikan kepada anak-anak untuk duduk melingkar. Kami memulai awal
pembelajaran dengan berdoa bersama-sama yang dipimpin oleh salah satu anak,
kemudian guru bertanya kepada anak-anak tentang kabar dan guru menanyakan
kepada anak-anak kegiatan pada pagi hari sebelum berangkat ke sekolah, seperti
contoh “Tadi siapa yang bangun sholat subuh?” dan contoh pertanyaan lainnya.
Selain itu guru juga mengajak anak untuk bernyanyi tentang ajakan sholat,
kemudian guru mengkaitkan nyanyian itu dengan materi yang akan disampaikan pada
saat pembelajaran hari ini tentang gerakan sholat. Sebelum masuk pembelajar
tentang tema gerakan sholat guru mengecek kerapian anak-anak dalam berpakaian
dan mengecek kebersihan kuku karena kita sebagai umat islam harus berpakaian
rapi bersih ketika hendak melakukan ibadah sholat.
Ketika memasuki
kegiatan inti untuk mengenalkan gerakan sholat guru meminta anak-anak untuk
membuat barisan sholat dan menghadap ke kiblat. Selain itu guru menawarkan
kepada anak untuk membuat aturan kelas. Setelah anak-anak sudah membuat barisan
guru mencontohkan gerakan sholat pada anak dan di ikuti oleh anak-anak. Guru
tidak sekedar mencontohkan gerakan sholat dan nama gerakan namun guru yang lain
ikut membantu untuk membenarkan jika gerakan sholat yang dilakukan anak kurang
sempurna. Ketika guru mencontohkan dan memperkenalkan gerakan sholat anak-anak
mendengarkan dan memperhatikan dengan tertib kemudian anak-anak mengikuti
dengan bersama-sama.
Di akhir
pembelajaran guru memperkuat gerakan sholat yang sudah dipraktikkan oleh anak
dengan menggunakan media gambar urutan-urutan gerakan sholat dan guru sekaligus
menunjukkan gambar urutan gerakan sholat dan anak-anak menyebutkan gambar
sesuai dengan gerakannya.kegiatan ini dimaksudkan untuk meriview ingatan dan
mengulang materi yang sudah dipelajari anak dengan cari yang menarik. Guru juga
membuka kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan pendapat dan mengurutkan
gambar ketika guru salah mengurutkan anak-anak langsung membenarkan kesalahan
guru dengan sopan. Guru juga membuat dialog dengan anak-anak ketika mengurutkan
gambar dan menyebutkan nama gerakan sholat. Kemudian guru menyimpulkan dari
semua materi yang telah dilakukan dan guru memberikan nasihat dan pesan kepada
anak, setelah itu guru juga memberikan pembahaman tentang sholat dan
menyebutkan sholat-sholat apa saja dalam 5 waktu dan guru mejelaskan bahwa
minggu depan baru belajar doa-doa sholat. Kegiatan diakhiri dengan berdoa
sesudah belajar yang dipimpin salah satu anak.
F.
Evaluasi
1. Anastasia
mau (1400002004)
Saran dari suster Anas sebaiknya di
saat kegiatan inti berlangsung pada saat pembuatan barisan shaf sebaiknya di
buat 2 barisan saja agar tidak terlalu panjang dan terlihat sempit dengan
tempatnya.
2. Rusydina
Hasanah (1400002028)
Saran dari Dina Seharusnya pada
kegiatan inti pembelajaran pengggunaan medianya diawal saja untuk memperkuat
anak untuk mengenal gerakan sholat sebelum langsung mempraktikan gerakan sholat
yang sesungguhnya.
3. Risa
Nurul Ain (1400002041)
Saran dari Risa sama dengan
pendapat Dina penggunaan media gambar gerakan sholat sebaiknya ditunjukan
diawal saja, dan pemilihan kata harus disesuaikan dengan kata-kata sederhana
dan tepat dalam melilihnya.
4. Vina
Meiwil Darutami (1400002038)
Saran untuk pemilihan kata harus
tepat dan kata fokus bisa digantikan dengan kata tenang ketika guru mengajarkan
gerakan sholat.
5. Ibu
Ega Asnatasia
Kesiapan penampilan, untuk RPPH
masih kurang jelas, pembagian peran guru kurang, tetapi integrasi materi dari
awal hingga akhir sudah bagus. Penggunaan media di akhir pembelajaran tidak apa
apa tapi sebaiknya ditunjukan diawal saja agar anak paham gerakan sholat. Masukkan
untuk Septi kadang masih tidak sadar keikut berperilaku kekanak-kanakan tidak
menyadari kalau Septi berperan sebagai guru. Untuk masukkan Isna masih
kelihatan galak dalam menyampaikan materi dan kelihatan masih
instruksi-intruksi masih harus dari Isna ,nanti di khawatirkan itu menjadi teacher center dalam pembelajarannya, pesan ibu Ega harus
belajar lembut, dan masukkan untuk Nisa dari ibu Ega pernampilan deliverynya
kurang tidak all out kurang
dikarenakan sedang sakit.
G.
Testimoni
Kesan pertama yang
dirasakan praktikum kemarin gugup, gelisah, bingung karena persiapan yang kita
persiapkan kurang matang dan mempersiapkan media yang akan digunakan disaat
kita praktikum di dalam kelas. Selain itu juga yang membuat saya bingung
terkait dengan percakapan yang akan di bicakan untuk membangun komunikasi
dengan anak-anak dan pemilihan kata yang kurang tepat juga saat merespon anak
ketika anak bertanya. Sehingga membuat pembelajaran yang kurang efektif untuk
penjelasan materi di akhir penutupan. Pembagaian dalam barisan anak ternyata
membutuhkan waktu yang lama ketika harus mengatur dan mengarahkan anak untuk
segera berbaris dengan rapi, dikarenakan kegiatan yang kita angkat hanya satu
yaitu mengenalkan gerakan sholat dan nama gerakan saja.
Dengan
demikian yang dapat saya rasakan ternyata menjadi seorang guru PAUD yang
sesungguhnya bukanlah hal yang gampang untuk didalam dunia pendidikan PAUD yang
nyatanya. Karena seorang guru diwajibkan untuk dapat memahami setiap karakter
anak-anak didiknya dan mempersiapkan semua proses pembelajaran kelas dengan
sebaik-baiknya dan sudah harus matang sesuai dengan kehidupan serta kebutuhan
anak usia dini. Dengan adanya praktikum yang di berikan oleh ibu Ega ini
membuat kesempatan kita untuk belajar untuk tampil dan berani untuk nantinya
ketika menghadapi di dunia pendidikan PAUD yang sesungguhnya kelak di kemudian
hari.
Dari
praktikum yang dilakukan kemarin yang saya dapatkan bagaimana sih cara sikap
guru dalam membawa kelas itu, dapat memahami bagaimana cara untuk bertindak
serta cara menerapkan beberapa contoh nilai-nilai perilaku yang benar terhadap
anak-anak. Baik perilaku agama, nilai-nilai norma dan moral perkembangan
terebut lah yang akan kita kembangkan dalam setiap perkembangan anak usia dini.
Memalui pengalaman praktikum kemarin ternyata menjadi seorang guru anak usia
dini itu tidak lah semudah yang saya bayangkan selain kita harus dapat
menguasai kelas, pembelajaran, materi dan
kita juga harus memiliki jiwa sosial yang tinggi sehingga memudahkan
kita berinteraksi dengan anak. Selain itu juga guru mengkaitkan dengan
kehidupan sehari-hari anak dan dapat mengembangkan dari materi yang sudah di
persiapkan saat awal pembelajaran. Kewajiban guru lain juga harus memahami
setiap karakteristik anak dan memahami anak sesuai dengan minat dan bakat yang
dimunculkan oleh anak agar nantinya dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan dan dapat dipahami oleh anak.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pada
masa anak saat ini terutama pada anak usia dini adalah masa yang mana berbagai
layanan pendidikan anak usia dini berkembang dan tumbuh dengan pesat sehingga
membuat kesempatan yang bagus untuk bagi pendidik PAUD berlomba-lomba untuk
memberikan stimulus dan rangsangan yang baik sesuai dengan berbagai aspek
perkembangan anak terutama dalam perkembangan anak dalam perilaku, agama, dan
moral yang setiap anak berhak mendapatkan pembimbingan dan pendampingan untuk
mendapatkan pemahaman tentang perilaku, agama dan moral, karena perilaku, agama
dan moral wajib di kenalkan ketika anak usia dini dan diperkenalakan ketika
anak masih dalam kandungan. Karena jika tidak di kenalkan dan ditanamkan sejak
dini pada anak akan membuat kesulitan untuk membentuk karakter anak yang baik
dan positif.
Kita
sebagai calon pendidik anak usia dini dimasa yang akan mendatang harus sudah
memiliki bekal yang kuat agar kita dapat memberikan pendidikan sesuai dengan
perkembangan setiap aspek-aspek perkembangan anak agar kita dapat mendidik
sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Karena kelak kita nanti yang akan
menjadi pendidik dimasa yang akan mendatang untuk dapat mencipkan generasi anak
yang memiliki perilaku yang baik, sopan dan memiliki rasa tanggungjawab, sopan
santun. Sehingga dapat diterapkan oleh anak didalam kehidupan sehari-harinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Supriyanto
Didik. 2015. Perkembangan Nilai Agama dan Moral Anak dan Pendidikan Keagamaan orangtua, III (1): hlm 86-105.
Syamsudin
Amir. 2012. Pengembangan Nilai-nilai Agama dan Moral Pada Anak Usia Dini. Jurnal
Pendidkan Anak, I (2): hlm 105-112. Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia
Dini: Universitas Negeri Jakarta.
Setiawati
Farida Agus. 2006. Pendidikan Moral dan Nilai-Nilai Agama Pada Anak Usia Dini;
Bukan Sekedar Rutinitas. Paradigma, (1): hlm 41-48.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar